Ketua dan Anggota dari Dewan Pengarah BPIP (Badan Pembina Ideologi Pancasila) tidak mau terlalu menanggapi tudingan bahwa mereka hanya memakan gaji buta dengan mendapatkan gaji yang cukup besar sampai ratusan juta rupiah.
Tokoh yang menjabat di Dewan Pengarah BPIP diantaranya Megawati Soekarnoputri, Syafii Marif sampai Try Sutrisno beranggapan bahwa tudingan tersebut hanyalah sebuah isu sampah yang tidak harus diambil pusing.
Tapi salah satu anggota Dewan Pengarah BPIP, Mahfud MD merasa dirinya harus memberikan penjelasan mengenai tudingan tersebut terkait tudingan bahwa mereka selama ini dikabarkan hanya ongkang-ongkang atau enak-enakan saja padahal sudah menerima gaji dengan nominal yang cukup besar.
Mahfud MD beranggapan bahwa orang yang menuding kalau BPIP hanya ongkang-ongkang saja tidak pernah membaca media dan selama ini media massa sudah seringĀ memberitakan kegiatan yang dilakukan oleh BPIP.
Jumat, 1 Juni 2018 kepada salah satu media berita, secara blak-blakan dan terus terang, Mahfud MD mengatakan, “Misalnya tahun lalu, BPIP mengundang 72 tokoh berprestasi diantaranya ada budayawan, seniman, olahragawan dll. Acara ini digelar untuk memperingati 72 tahun kemerdekaan Indonesia. Biaya tersebut memakan dana sebesar Rp. 7,7 Miliar. Negara dan BPIP tidak mengeluarkan biaya”.
“Setelah itu nanti tanggal 1 Juni – 18 Agustus 2018 tepatnya di Yogyakarta akan kegiatan pembinaan tentang Ideologi Pancasila dengan bintang tamu SLANK. Kegiatan ini memakan anggaran sekitar Rp. 3,3 Miliar”, tambah Mahfud
Mereka mengadakan kegiatan tersebut dengan menggunakan dana CSR (Coporate Social Responsibility). BPIP diundang dalam acara tersebut sebagai pembicara . BPIP tidak pernah meminta perusahaan BUMN untuk mengadakan kegiatan pembinaan Ideologi Pancasila karena BUMN menggunakan uang Negara, tegas Mahfud