Tri Rismaharani yang juga Wali Kota Surabaya sangat terpukul sekaligus merasa sedih dengan insiden bom yang terjadi di Surabaya. Dari kejadian pengeboman di 3 gereja ini memakan banyak korban. Dirinya tidak menyangka akan terjadi pengeboman yang memakan 13 korban dari insiden ini.
Saat dijumpai dirumah pelaku pengeboman, Minggu, 13 Mei 2018, Risma mengatakan, “Tentunya sedih, tidak mengira kita”. Selama ini pihaknya selalu berusaha untuk bisa memberikan yang terbaik untuk warga. Dirinya menjelaskan hal-hal yang sudah dilakukan untuk warganya bersama dengan jajaran sampai ketingkat kelurahan.
Dari kejadian tersebut, Risma menekankan untuk pelaku bom tersebut diadili sesuai dengan yang sudah dilakukannya. Dirinya beranggapan bahwa yang dilakukan oleh pelaku pengeboman sudah menyalahi ajara islam dan ayat didalam Al-Quran.
Dengan nada yang emosi, Risma berkata “Coba dibaca didalam Al-Quran seperti itu, kita masuk ditanah suci, jangankan membunuh orang, membunuh binatang, pohon itu tidak dibolehkan. Itu sudah diatur dalam agama. Sekarang malah kita tega. Apa kita yang ciptakan agama kita, Tuhan yang menciptakan semuanya”
Risma menambahkan, “Coba kita bayangkan orang itu adalah kepala keluarga, tidak bisa menghidupi anak cucunya lagi, apa tidak berdosa? Kemudian dengan kejadian tersebut anak-anak itu terlantar, sekolahnya gagal kemudian menjadi jahat. Dengan kejadian sipelaku merasa dirinya sudah merasa benar. Kebenaran itu hanya milik Tuhan. Kita manusia tempatnya salah. Kita beranggapan kalau diri kita benar? Tidak benar, kamu salah.”
Saya sangat sedih, saya sudah berikan semuanya sampai tangan saya mau patah. Lalu ada orang melukai orang lain. Padahal aku inginnya orang Surabaya tidak merasa kelaparan, tidak kebanjiran, tidak ada macet, tetapi orang lain melukai dengan merasa diri mereka benar. Aku sudah melakukan segitu banyak tetapi saya merasa tidak paling benar,” tutup Risma.