Evan semasa hidupnya dikenal sebagai anak yang suka menolong satu sama lain dan suka membantu jika ada teman yang ingin meminta bantuan. Hal tersebut diakui langsung oleh guru dan juga teman-teman sekolahnya saat menghadiri upacara penghormatan terakhir di Rumah Duka Adi Jasa, Surabaya.
Wali kelas Evan, Yani Hastianty mengatakan. “Evan suka menolong, terutama menolong temanya yang kurang mengerti dan paham dalam pelajaran. Evan juga anak yang bertanggung jawab”.
Selanjutnya teman Evan, Jeremy Christopher mengatakan hal serupa dengan gurunya, “Evan itu baik dan rajin. Evan juga tidak pernah menolak jika dimintaai bantuan untuk mengerjakan tugas. Apapun tugasnya jika dikerjai bersama dia, pasti akan selesai”.
Kebaikan Evan kini hanya bisa kita jadikan kenangan. Dia dan adiknya Nathan yang menjadi korban aksi bom bunuh diri akan kembali kepangkuan tuhan.
Saat kejadian pengeboman di Gereja Santa Maria Tak Bercela Evan menggandeng adiknya setelah turun dari mobil. Disisi lain pelaku pengeboman, Firman bersama dengan kakaknya, Yusuf yang membawa bom juga ikut masuk kekelingkungan Gereja menggunakan sepeda motor.
Saat Firman dan Yusuf meledakan diri, Evan dan Nathan yang dekat dengan pelaku terhempas karena ledakan bom. Evan sempat berusaha untuk bisa melindungi Nathan dari serpihan dan setelah kejadian keduanya masih sempat dibawa ke Rumah Sakit tapi tuhan berkehendak lain, keduanya pun tidak bisa diselamatkan lagi akibat ledakan tersebut.
Evan meninngal saat di Rumah Sakit setelah menderita luka bakar pada tubuhnya akibat serpihan logam. Dirinya juga menderita pendarahan dalam dan mendapatkan benturan keras sedangkan Nathan sempat bertahan walaupun sudah banyak kehilangan darah namun pada akhirnya dirinya harus menyusul Evan setelah operasi amputasi kaki sebelah kananya pada hari Selasa, 15 Mei 2018 malam hari.