Selasa, 08 Mei 2018, Ferdinand Hutahaean selaku Kadiv Advokasi dan Hukum dari Partai Demokrat melalui postingannya di akun sosial media Twitternya kembali mengeluarkan pendapatnya mengenai International Monetary Fund (IMF). Awalnya dirinya memberikan pendapat soal video yang diupload oleh akun @dianyounee. Pada video tersebut, menteri keuangan Sri Mulyani tampak sebagai Sales Promotion Girl (SPG) dari IMF.
Divideo tersebut Menteri Keuangan, Sriu Mulayani mengatakan bahwa “Cita-Cita untuk membuat dunia ini menjadi makmur, stabil dan adil, oleh karena itu nilai-nilai yang ada didalam IMF adalah untuk membangun Indonesia yang juga sangat Heterogen, Inklusif dan memiliki keinginan untuk menciptkan keadilan dan kemakmuran bersama”. Dalam video tersebut dinyatakan bahwa IMF merugikan dan gagal disejumlah negara.
Melalui akun twitter Feridnand @LawanPolitikJKW, Pernyataan dari dalam Video tersebut pun ditanggapi olehnya. Dirinya menanyakan kepada Sri Mulyani apakah sudah bertanya kepada Presiden Jokowi mengenai hal tersebut?. Selain itu dirinya juga menyinggung pidato dari Jokowi pada tahun 2015 yang berpidato mengenai Indonesia yang tidak membutuhkan IMF.
Berikut postingan Ferdinand di Twitter:
“Bu Sri Mulyani, anda sdh tanya pres @jokowi blm ttg pernyataan ini? Benarkah IMF sesuai nilai utk membangun Indonesia?
Pastikan ke pak Jokowi krn 2015 lalu bilang tdk butuh IMF dan WB.
Tolong jgn hinakan bangsa ini menjadi sales IMF, krn dulu SBY sdh lunasi hutang kita di IMF”
Berdasarkan halaman resmi Bank Indonesia (BI), International Monetaru Fund (IMF) – World Bank Annual Meetings (AM 2018) akan digelar pada tgl 08-14 Agustus 2018 di Bali. Pertemuan tersebut adalah pertemuan tersbesar dunia dibidang Ekonomi dan Keuangan.
Dalam pertemuan nanti akan mendatangkan Gubenur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dari 189 negara anggota. Selain itu Non Goberment Association (NGO) dan media juga akan hadir juga dipertemuan ini. Dan peserta AM 2018 ini diperkirakan akan mencapai 15.000 orang.
Pertemuan ini diharapkan bisa memberikan manfaat kepada Indonesia khusunya mengenai perningkatan cadangan Devisa dan perdagangan serta investasi pariwisata.